Pengertian, Ciri, Unsur, Jenis-jenis Novel - INIRUMAHPINTAR.com

Pengertian, Ciri, Unsur, Jenis-jenis Novel

INIRUMAHPINTAR -  Jika diminta untuk menyebutkan pengertian, ciri-ciri, unsur-unsur (intrinsik dan ekstrinsik), dan jenis-jenis novel, maka mungkin di antara para pelajar/mahasiswa masih ada yang mengalami kesulitan. Sebagai materi bagian dari mata pelajaran atau mata kuliah bahasa Indonesia, pembahasan ini merupakan bekal penting bagi mereka yang bercita-cita menjadi penggiat sastra dan penulis. Apalagi saat ini, peluang kerja di bidang ini cukup menjanjikan. Tidak sedikit penulis-penulis novel ternama yang terlahir berawal dari karya-karya sederhana di tingkat sekolah/universitas. Oleh karena itu, sangatlah rugi jika materi ini diabaikan begitu saja. Bermimpilah! Mungkin saja suatu saat ini, Anda menjadi salah satu novelis terbaik di negeri ini dan ide cerita karya Anda diangkat menjadi film di layar lebar lalu kemudian terpilih sebagai nominasi film terbaik tingkat dunia. Siapa tahu? Nah, sebagai langkah awal, mari kita simak secara mendalam pengertian, ciri-ciri, unsur-unsur (intrinsik dan ekstrinsik), dan jenis-jenis novel berikut ini!

Pengertian/Definisi Novel

Untuk memahami konsep pengertian novel, mari kita memahami dengan baik penjelasan yang dirangkum dari sejumlah sumber buku berikut ini.

Menurut Tim Tentor Indonesia, novel adalah salah satu bentuk dari karya sastra berupa cerita fiksi dalam bentuk tulisan yang menceritakan kehidupan seseorang dengan menggunakan bahasa sehari-hari sebagaimana dipakai dalam kehidupan manusia ketika berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya.

Selanjutnya, pengertian lain menyebutkan bahwa novel adalah cerita berbentuk prosa dalam ukuran yang panjang dan luas. Sebuah novel adalah sebuah cerita panjang (novel pendek disebut novella). Menurut American Heritage Dictionary, novel biasanya memiliki alur cerita yang diungkap dengan aksi. cara berbicara, dan pikiran karakter-karakternya. Alur cerita mengacu pada hal yang terjadi dalam cerita. Selain alur cerita, novel biasanya mengandung suatu tema (arti keseluruhan), suasana atau seting (tempat dan waktu cerita terjadi). nada (jiwa cerita). karakterisasi (karakter yang dikembangkan), dan dialog (yang dikatakan karakter).

Selain itu, ada juga yang mendefinisikan novel sebagai prosa yang menceritakan sebagian besar kehidupan pelakunya dan beralur ganda/kompleks. Di sumber lain menyebutkan bahwa novel adalah prosa yang berisi lukisan sebagian tokoh cerita yang mengubah nasibnya. Novel juga disebut sebagai prosa yang panjang dan mengandung satu rangkaian cerita kehidupan.

Novel juga diartikan sebagai suatu bentuk dari sebuah karya sastra, novel merupakan kisah atau cerita fiksi dalam bentuk tulisan/kata-kata dan memiliki unsur instrinsik dan juga unsur ekstrinsik. Unsur intrinsik novel sama seperti unsur intrinsik yang terdapat pada cerpen. Sedangkan, unsur ekstrinsik pada novel adalah latar belakang kehidupan si pengarang, latar belakang sosial pengarang tersebut, latar belakang penciptaan, biografi pengarang, dan sejarah.

Jadi singkatnya dapat dikatakan bahwa novel adalah salah satu karya tulis yang di dalamnya terdapat karangan yang direkayasa. Novel bercerita tentang peristiwa kehidupan yang dialami pelakunya sehingga mengakibatkan perubahan dalam hidupnya.

Ciri-ciri Novel

Adapun ciri-ciri pokok dari novel yang perlu diketahui adalah sebagai berikut:
  1. Memiliki alur/plot yang komplek. Berbagai peristiwa ditampilkan saling berkaitan hingga novel dapat bercerita panjang lebar dan membahas persoalan secara luas serta lebih mendalam.
  2. Tema dalam novel tidak hanya satu, tetapi muncul tema-tema sampingan. Oleh karena itu, pengarang dapat membahas hampir semua segi persoalan.
  3. Tokoh/karakter tokoh dalam novel bisa banyak. Dalam novel, pengarang sering menghidupkan banyak tokoh cerita yang masing-masing digambarkan secara lengkap dan utuh.
Dalam novel terdapat tokoh statis dan tokoh dinamis. Tokoh statis adalah tokoh yang tidak berubah wataknya dalam cerita. Adapun tokoh dinamis ialah tokoh yang mengalami perubahan selama cerita berlangsung (misalnya, dari tokoh jahat menjadi tokoh yang baik).

Unsur-unsur Novel

Sebuah cerita rekaan seperti cerpen dan novel terdiri atas unsur-unsur yang membangun sebuah bangun cerita yang utuh. Unsur-unsur tersebut adalah:

1. Unsur intrinsik
Unsur intrinsik adalah unsur-unsur yang membangun karya sastra itu sendiri. Unsur-unsur inilah yang menyebabkan sebuah karya sastra hadir sebagai sebuah karya yang utuh. Jika dilihat dari sudut pembaca, unsur instrinsik adalah unsur yang akan dijumpai ketika membaca sebuah cerita rekaan (novel atau cerpen). Berikut ini adalah bagian dari unsur-unsur intrinsik:
  • Tokoh dan penokohan
    Tokoh adalah pelaku cerita dalam sebuah novel atau cerpen. Penokohan mengacu pada watak atau karakter tokoh. Tokoh dalam sebuah cerita menempati posisi strategis sebagai pembawa dan penyampai pesan, amanat, moral, atau sesuatu yang sengaja disampaikan kepada pembaca.
    Berikut ini adalah pembagian tokoh:
    1. Tokoh utama (sentral) yaitu tokoh penting yang selalu ditampilkan secara terus-menerus. Tokoh ini selalu mendominasi jalan cerita.
    2. Tokoh tambahan (bawahan) yaitu tokoh yang hanya dimunculkan sekali atau beberapa kali dalam cerita.
    3. Tokoh protagonis yaitu tokoh yang merupakan pengejawantahan nilai-nilai ideal dalam masyarakat (pembaca).
    4. Tokoh antagonis yaitu tokoh penyebab konflik. Tokoh antagonis dapat dikatakan sebagai tokoh yang beroposisi dengan tokoh protagonis.

    Teknik pelukisan tokoh dalam sebuah novel atau cerpen dapat dilakukan dengan cara menceritakan fisiknya, dari perbuatannya, atau pandangan tokoh terhadap tokoh tersebut. Kualitas sebuah novel biasanya ditentukan oleh kemahiran penulis menghidupkan karakter tokoh-tokohnya. Ada beberapa cara penggambaran karakter tokoh dalam cerpen, yaitu:
    1. Melalui tingkah laku, tindakan, reaksi yang diperbuat oleh tokoh. Hal ini berkaitan dengan bagaimana sang tokoh bersikap dalam situasi ketika tokoh harus mengambil keputusan atau menyikapi suatu masalah.
    2. Melalui ucapan-ucapan tokoh dalam dialog. Dari apa yang diucapkan tokoh, pembaca dapat mengetahui karakternya.
    3. Melalui penjelasan langsung (tersurat). Dalam hal ini, penulis menggambarkan secara langsung karakter tokoh. Misalnya dengan mengatakan bahwa si A berwatak sombong, baik, rapi, pemarah, sadis, bijaksana, dan sebagainya.
    4. Bentuk fisik tokoh
    5. Pikiran-pikiran dalam hati tokoh.
    6. Tanggapan dari tokoh-tokoh lain.
  • Latar
    Latar adalah tempat, hubungan waktu, dan lingkungan sosial tempat terjadinya peristiwa yang ada dalam novel atau cerpen.
  • Tema
    Tema adalah makna pokok sebuah karya sastra. Tema dapat pula dikatakan bersinonim dengan ide utama sebuah karya sastra. Tema dalam sebuah novel dan cerpen hampir kebanyakan didasarkan pada masalah kehidupan manusia. Seorang pengarang tentu mempunyai pengalaman mengenai sebuah masalah dalam kehidupan manusia. Melalui karyanya, seorang pengarang menawarkan makna tertentu mengenai kehidupan manusia.
  • Alur
    Alur adalah urutan peristiwa dalam sebuah novel atau cerpen. Pemahaman alur akan memudahkan kita memahami peristiwa dalam sebuah cerita rekaan. Unsur penting dalam sebuah alur adalah peristiwa, konflik, dan klimaks. Unsur-unsur tersebut yang membuat sebuah cerita rekaan terbagi atas alur maju dan alur mundur.

    Alur juga dapat diartikan sebagai jalinan peristiwa dalam sebuah cerita yang memiliki hubungan sebab akibat. Secara sederhana, alur terdiri atas tiga tahap, yakni tahap perkenalan, tahap pertikaian (konflik), dan tahap penyelesaian (ending).

    Secara lengkap, tahapan alur adalah:
    1. Perkenalan tokoh, yaitu memperkenalkan tokoh utama kepada pembaca, tempat kejadian berlangsungnya cerita, dan waktu.
    2. Penampilan masalah, yaitu mulai munculnya konflik di dalam kehidupan tokoh cerita.
    3. Klimaks, yaitu puncak ketegangan dalam masalah yang dihadapi oleh tokoh cerita.
    4. Antiklimaks, yaitu penurunan ketegangan masalah.
    5. Penyelesaian masalah, yaitu bagian di mana masalah terselesaikan.
  • Sudut Pandang
    Sudut pandang adalah cara atau pandangan yang dipergunakan pengarang sebagai sarana untuk menyajikan tokoh, tindakan, latar, dan berbagai peristiwa yang membentuk cerita dalam sebuah cerita rekaan. Sudut pandang pada hakikatnya merupakan teknik yang sengaja dipilih pengarang untuk mengemukakan gagasan ceritanya.

    Sudut pandang adalah cara si pengarang mengisahkan atau menceritakan suatu cerita. Sudut pandang terbagi menjadi orang pertama, orang ketiga, atau campuran (orang pertama dan orang ketiga)

    Sudut pandang orang I terbagi menjadi:
    1. Orang I sebagai tokoh utama. Contoh, autobiografi, cerita rekaan, tetapi seakan pengarang sendiri yang dicerirakan.
    2. Orang I pengamat. yaitu pengarang sebagai pengamat, tetapi ada dalam cerita. Kata ganti yang dapat digunakan saya atau aku atau yang sejenisnya, biasa pula disebut sudut pandang akuan.
    Sudut pandang orang III terbagi menjadi:
    1. Orang III serba tahu, yanu melaporkan semua tindak randuk yang sangat pribadi dari pelaku,
    2. Orang III terarah, yaitu terpusat pada satu karakter. Kata ganti yang dapat digunakan adalah dia, ia, mereka, nama orang, atau kata ganti orang ketiga lainnya, biasa diseburt sudut pandang diaan.
  • Amanat
    Amanat adalah pesan yang disampaikan oleh pengarang melalui isi cerita yang dikarangnya. Amanat yang disampaikan dapat secara langsung (tertulis), melalui dialog antartokoh dalam cerita atau tidak langsung (tersirat).
2. Unsur Ekstrinsik
Unsur ekstrinsik adalah unsur-unsur yang berada di luar karya sastra tersebut, tetapi secara tidak langsung memengaruhi bangun karya tersebut. Menurut Wellek dan Werren, unsur ekstrinsik sebuah karya sastra terdiri atas pandangan hidup pengarang (dilihat dari latar belakang kehidupan pengarang) dan nilai sosial budaya yang terdapat dalam masyarakat.

a. Latar Belajang Penulis
Alasan dan dasar penulis membuat cerita, bisa berhubungan dengan kehidupan pribadi pengarang, atau berkaitan dengan situasi lingkungan saat itu. Misalnya, seorang penulis membuat novel percintaan disaat mengalami kasmaran, atau seorang penulis yang membuat cerita tentang perjuangan kemerdekaan, bertolak dari situasi perang melawan penjajah yang sedang terjadi di saat penulisan novel.

b. Nilai-nilai
Dalam sebuah karya sastra terkandung nilai-nilai yang disisipkan oleh pengarang. Nilai-nilai itu antara lain nilai moral yaitu nilai yang berkaitan dengan akhlak atau budi pekerti dan buruk; nilai sosial yaitu hal-hal yang berkaitan dengan norma-norma dalam kehidupan masyarakat misalnya saling menolong, tenggang rasa, toleransi, dan tenggang rasa; nilai budaya yaitu konsep mengenai masalah dasar yang sangat penting dan bernilai dalam kehidupan manusia misalnya kesenian, kepercayaan, adat istiadat; nilai estetika yaitu nilai yang berkaitan dengan seni, keindahan dalam karya sastra misalnya tentang bahasa, tema, dan alur. 

Novel dapat dibedakan atas novel populer, novel literer (sastra/serius), novel picisan, novel absurd, dan novel horor.

a. Novel Populer Novel populer merupakan cerita yang menyuguhkan problema kehidupan yang berkisar pada cinta asmara yang simpel dan bertuiuan hiburan. Sastra Populer atau sastra pop dibuat dengan tujuan untuk hiburan dan komersial, misalnya Karmila karya Marga T, Cintaku di Kampus Biru karya Ashadi Siregar, Raumanen karya Marianne Katoppo, Arjuna Mencari Cinta karya Yudistira, dan Ali Topan Kesandung Cinta karya Teguh Emha.

Ciri-ciri novel populer menurut Zulfahnur, dkk (1996:73) dengan mengutip Kayam adalah berikut ini. (1) Umumnya bertema cinta asmara belaka tanpa persoalan lain yang serius dengan tokoh ceritanya wanita-wanita cantik. (2) Meskipun utuh, alurnya datar saja dan sering mengabaikan karakterisasi tokoh sehingga terasa dangkal. (3) Menggunakan bahasa yang aktual, lincah, dan gaya cerita sentimental. Bahasa digunakan secara konvensional tanpa banyak inovasi, meskipun beberapa novel populer banyak menggunakan bahasa anak muda sekarang dengan segala jargon rahasia mereka. (4) Bertujuan hiburan sehingga cerita disuguhkan dengan cara yang mengasyikkan dan ringan, namun tetap memiliki ketegangan, penuh aksi, warna, dan humor, kesederhanaan sosok serta perkembangan watak para protagonisnya diorientasikan untuk memenuhi selera populer. (5) Punya pembaca massal karena sifat komersial dan komunikatifnya.

b. Novel Literer
Novel literer merupakan novel bermutu sastra karena keseriusan atau kedalaman masalah-masalah kehidupan kemanusiaan yang diungkapkan pengarangnya secara serius.

Zulfahnur, dkk (1996:74) dengan mengutip Kayam mengatakan bahwa ada sejumlah ciri-ciri novel literer yaitu berikut ini. (1) Temanya mengetengahkan persoalan kehidupan manusia yang universal dan aktulitas abadi, persoalan dan kejadian dalamn kehidupan manusia yang serius dan berat dialami dan akan dialami manusia di mana saja dan kapan saja. (2) Penggarapan masalah cerita bukan sekadar permukaan, tetapi lebih jauh lagi mendalami hakikat kehidupan dan memahaminya. Hal ini karena kematangan pribadi pengarangnya sebagai intelektual yang kaya dengan ide-ide, gagasan, moral, dan petuah-petuah mengenai kehidupan. (3) Isi cerita penuh inovasi, segar, dan baru, sastra adalah penafsiran hidup yang jitu, merekam alam kehidupan dan menyajikannya kembali dengan serba kemungkinan. (4) Bahasanya bahasa standard dan terpelihara, banyak inovasi dan gaya bahasanya menarik. (5) Mementingkan tema, karakterisasi, plot, dan unsur-unsur cerita lainnya dalam pengarangnya membangun cerita. (6) Novel ini kurang dibaca secara massal, tetapi pembaca yang menikmatinya dengan serius dan berhasil mengidentifikasikan diri dengan protagonisnya akan kaya dengan pengalaman hidup, pengetahuan, dan pandangan hidup baru sehingga pembaca semakin arif dalam kehidupan.

c. Novel Picisan
Novel picisan merupakan novel yang isinya cenderung mengeksploitasikan selera dengan suguhan cerita yang mengisahkan cinta asmara yang menjurus ke pornografis. Ciri-ciri novel picisan ini adalah bertema cinta asmara yang berselera rendah, cenderung pada cerita cabul yang mengarang, alurnya datar sehingga jalan cerita ringan dan mudah diikuti pembaca, menggunakan bahasa yang aktual, dan bertujuan komersial.

d. Novel Absurd
Novel absurd adalah jenis fiksi yang mengisahkan tentang cerita yang menyimpang dan logika biasa, irasional, realitas bercampur angan-angan dan mimpi, dan didasari surealisme. Misalnya Sobar karya Putu wiiaya menceritakan tentang dua sahabat yang berkelahi, salah seorang membunuh temannya sendiri, tetapi yang terkapar adalah mayatnya sendiri.

e. Novel Horor
Novel horror biasanya mengisahkan atau melukiskan kejadian-kejadian yang bersifat horor, drakula menghisap darah, hantu-hantu yang gentayangan, kuburan keramat, dan berbagai keajaiban alam supernatural yang berbaur dengan kekerasan, kekejaman, kekacauan, dan kematian

Daftar Pustaka:
  1. Wahono dan Rusmiyanto. Siap Menghadapi Ujian Nasional SMP/MTs 2009. Grasindo.
  2. Tim Guru Indonesia.2016. ToP No. 1 SKL UN SMA IPS 2017. Jakarta: PT Bintang Wahyu.
  3. Nani Darmayanti. 2008. Get Success Persiapan UN Bahasa Indonesia untuk SMA/MA. Bandung: Grafindo Media Pratama.
  4. Ismail Kusmayadi dkk. Be Smart Bahasa Indonesia Kelas IX SMP/MTs. Bandung: Grafindo Media Pratama.
  5. Tim Guru Indonesia. 2015. Top No. 1 Ulangan Harian SMP/MTs Kelas 8. Jakarta Selatan: Bintang Wahyu.
  6. Wahono dkk. 2009. Siap Menghadapi Ujian Nasional SMP/MTs 2010. Grasindo.
  7. Caryn Mirriam. 2011. daripada bete, nulis aja!. Bandung: Kaifa for Teens.
Demikianlah penjelasan lengkap tentang Pengertian, Ciri, Unsur, Jenis-jenis Novel. Semoga bermanfaat!

No comments:

Post a Comment

Terimakasih atas kepatuhannya melakukan komentar yang sopan, tidak menyinggung S4R4 dan p0rnografi, serta tidak mengandung link aktif, sp4m, iklan n4rk0ba, senj4t4 ap1, promosi produk, dan hal-hal lainnya yang tidak terkait dengan postingan. Jika ada pelanggaran, maaf jika kami melakukan penghapusan sepihak. Terimakasih dan Salam blogger!